Semua Itu adalah Tradisi
Seperti yang udah dikatakan di postingan sebelumnya, semua perayaan yang dilakukan adalah tentang tradisi. Misal kita terbiasa merayakan ulang tahun, anniversary dalam suasana yang sederhana, maka kita akan cenderung merayakan perayaan tersebut dalam suasana yang sederhana. Kehadiran dari orang-orang terdekat kita terkadang sudah membuat kita lebih menjadi Bahagia, karena bahagian itu adalah sederhana, tidak harus dengan sesuatu yang mewah. Maka, ketika kita mendapatkan kejutan ketika kita ulang tahun ataupun anniversary, tentunya perasaan kita akan menjadi berlipat-lipat kalilebih senang daripada biasanya. Dan kejutan tersebut tidak perlu yang mewah untuk membuat kita menjadi lebih senang. Cukup dengan kejutan yang sederhana pun kita akan menjadi lebih Bahagia.
Ketika orang lain lupa pun dengan perayaan tersebut, tapi pasti kita akan tetap ingat. Biasanya anak-anak muda atau generasi milenial dan generasi Z ini masih mengingat ulang tahunnya atau anniversarynya dengan pasangannya. Berbeda dnegan generasi-generasi yang lebih senior, terkadang mereka sudah tidak ingat kapan perayaan-perayaan itu dan justru, malahan orang lain yang lebih ingat kapan perayaan itu. Mereka bisa lupa karena mungkin memnag tradisi mereka tidak untuk merayakan hal itu.
Ketika orang lain lupa dengan perayaan yang terjadi ke diri kita, tapi kita masih tetap ingat dan biasanya kita akan melakukan doa, harapan, dan bersyukur karena masih bisa menikmati indahnya dunia ini dan tentunya kita mengharapkan apa yang terjadi di kemudian hari tentunya jauh lebih indah daripada yang kemarin. Sesederhana itu untuk orang yang bukan tradisinya merayakan perayaan itu dalam suasana yang mewah. Bersyukur dan berdoa itu sudah lebih dari cukup untuk kita menjalani hari kedepannya. Seperti tenaga kita terisi Kembali setelah menjalani hari-hari yang berat.
Untuk orang-orang yang terbiasa melakukan perayaan-perayaan tersebut pun tidak salah. Kita membagikan kebahagian dengan orang lain itu adalah hal yang sangat luar biasa. Kita “menularkan” kebahagian kepada orang lain dan ikut merasakan kebahagian yang kita rasakan adalah suatu hal yang perlu untuk dilakukan. Asalkan perayaan itu tidak membuat diri kita susah untuk mengadakannya, tidak masalah. Karena itu sudah merupakan tradisi dalam hidup kita.
Semua tradisi-tradisi itu tidak ada yang salah, yang salah adalah ketika kita ingin mengadakan suatu tradisi tersebut tapi justru akan membuat diri kita atau orang lain menjadi susah. Hal itu yang sebenarnya tidak dibenarkan. Biasnaya hal itu terjadi karena kita sudah terbiasa mengadakan tradisi, tapia da satu waktu yang tidak memungkinkan kita mengadakan tradisi tersebut, tapi kita memaksa untuk mengadakan. Kita memaksa hal itu karena kalo kita tidak mengadakan kita akan mengadakan “cibiran”, omongan dari teman-teman kita. Padahal, sebenarnya kondisi kita masih benar-benar tidak memungkinkan untuk mengadakan. Karena biasnaya omongan dari teman-teman kita lebih pedas daripada omongan orang-orang terdekat kita.
Dengan tradisi yang sederhana asalkan sudah Bahagia, itu sudah lebih dari cukup. Dan dengan kita tidak mengadakan tradisi asalkan kita sudah bersyukur, Bahagia, berdoa, dan memohon harapan itu sudah lebih dari cukup. Tidak ada tradisi yang salah, yang salah adalah ketika kita memaksakan sebuah tradisi.