Sang Ratu

Sang Ratu

29 January 2023 Cerita 0

Istilah pangeran dan ratu bagi Sebagian orang tidak hanya berlaku di kerajaan-kerajaan saja, tetapi ada yang menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Istilah itu jika digunakan dalam sehari-hari bisa melambangkan bahwa orang yang mendapatkan istilah tersebut merupakan orang yang spesial dalam hidupnya. Saya mengutip perkataan dari seseorang yang bilang bahwa “Nama panggilan yang kita berikan kepada seseorang itu menandakan betapa pentingnya orang itu dalam kehidupan kita.”

Biasanya kan kalau orang memberi nama seseorang di kontaknya ada yang pake kode nama tempat kerja, nama tempat kuliah, nama sekolah, nama komunitas ataupun yang hanya diberi nama panggilannya. Semua itu tentunya buat memudahkan kita mengingat-ingat siapa orang yang kita simpan dan siapa orang akan kita hubungi. Terkadang kan dalam satu pertemanan kita, pasti ada nama yang sama bisa sampe 3 atau 4 orang dengan nama panggilan yang sama di tempat kita kerja, kuliah, ataupun tetangga kita. Bisa repot itu kalau kita salah menghubungi dan saya pernah melakukan hal itu, karena namanya sama dan hampir mirip.

Biasanya nama-nama spesial itu akan diberikan ketika seseorang telah menjalin suatu hubungan dengan orang lain, sepasang suami istri, sehabat dekat dan yang memiliki ikatan emosional biasanya. Dalam sebuah pertemanan pasti ada nama-nama khusus yang diberikan dikontak mereka. Entah itu nama lain ataupun dikasih emot-emot yang luar biasa aneh dan beraneka ragam rupanya.

Dalam sebuah pertemanan pasti tidak hanya terjadi pertemanan laki-laki dengan laki-laki ataupun perempuan dengan perempuan. Bisa dikatakan hal itu tidak mungkin. Pasti pertemanan yang dimiliki ada pertemanan dengan lawan jenis. Baik itu pertemanan yang biasa ataupun memang sahabat. Dari pertemanan itulah semua hal luar biasa terjadi selain di keluarga. Pasti banyak masukan, pelajaran, insight yang didapatkan dan tak ternilai berapa rupiah untuk mendapatkan hal tersebut.

Dalam pertemanan khususnya laki-laki yang berteman dengan perempuan dan hanya ada satu perempuan didalam pertemanan tersebut, sudah pasti hukumnya perempuan tersebut akan menjadi seorang “Ratu” didalam pertemanan tersebut. Teman laki-lakinya akan melindungi perempuan tersebut, memenuhi permintaan, menghibur, dan berbagai hal yang membuat teman perempuan tersebut menjadi betah dengan pertemanan tersebut. Sama halnya ketika di perkuliahan yang mayoritas adalah mahasiswa laki-laki, jika ada satu atau beberapa orang di angkatannya, pasti akan me-Ratu-kan perempuan tersebut. Mereka diperlakukan istimewa bak seorang ratu betulan di sebuah kerajaan.

Hukum itu tidak akan pernah hilang sampai kapanpun. Itu menandakan sebuah pertemanan yang sehat dan akan berjalan awet sampai kapanpun. Sebuah kekecewaan jika pertemanan tersebut tiba-tiba sirna ketika masing-masing sudah memiliki keluarga dan melupakan teman-teman yang mereka kenal jauh lebih lama dari pasangannya masing-masing. Ada satu hukum lagi yang tidak boleh dilupakan. Jika dalam pertemanan antara laki-laki dan perempuan, hampir sebagian besar (kayaknya pasti sih) ada yang menaruh rasa, entah dari pihak laki-lakinya ataupun perempuannya. Jika itu pertemanan seorang laki-laki dan perempuan, yang berarti hanya ada dua orang, rasa tersebut rasanya sangat sangat sulit untuk diungkapkan. Seperti yang sama-sama kita tahu, jika ada yang mengungkapkan semua pertemanan, persahabatan yang sudah dibangun selama bertahun-tahun akan sirna dalam sekejap. Sirna disini jika rasa tersebut hanya dirasakan oleh satu pihak saja. Pasti ada rasa sungkan, malu, tidak enak, malas untuk berkomunikasi lagi. Maka, sebagian besar orang memilih untuk tidak mengungkapkannya. Dan yang terjadi adalah penyesalan di kemudian hari.

Penyesalan selalu dan pasti datang terakhir. Tidak bisa dinegosiasi. Pasti hukumnya. Penyesalan ketika orang yang kita taruh rasa itu sudah bersama dengan orang lain yang notabene baru dikenalnya. Dan apa yang terjadi selanjutnya? Yak, kita yang menaruh rasa kepada orang tersebut malah dijadikan tempat curhat tentang hubungannya dengan pasangan. Ada rasa menyesal ketika mendengarkan hal itu dan ada rasa tidak enak ketika kita tidak mendengarkan dan memberikan saran. Mungkin rasanya sesak mendengarkan cerita orang yang kita taruh rasa menceritakan orang lain.

Hampir sama ceritanya ketika pertemanan antara beberapa laki-laki dan seorang perempuan. Didalam pertemanan ini, perempuan tersebut pasti akan dijadikan “Ratu” dalam pertemanan tersebut. Terkadang, malah bisa bertindak sebagai seorang ibu yang sedang menghadapi anak laki-laki. Laki-laki ini bukan manja, tetapi entah kenapa, naluri perempuan sebagai seorang ibu akan keluar. Kalau kondisi seperti ini, yang menaruh rasa pasti hanya ada satu orang laki-laki kepada sang Ratu tersebut. Dan kondisinya, laki-laki yang menaruh rasa tersebut tidak akan mengungkapkan rasa tersebut karena dia berkeyakinan bahwa sang ratu tidak menaruh rasa yang sama dengan dia. Dia menganggap laki-laki tersebut adalah sahabat dan jika laki-laki tersebut mengungkapkan rasanya, tidak akan merusak pertemanan. Yang ada adalah dia merasa tidak enak dan bisa dikatakan berkhianat dengan teman-temannya sendiri. Meskipun diawal tidak ada komitmen “untuk tidak saling jatuh cinta”.

Perasaan itu yang sebenarnya laki-laki itu hindari dan agar pertemanan mereka tetap terjalin. Ketika teman-temannya sudah memiliki pasangannya masing-masing termasuk sang ratu tersebut, laki-laki itu pasti akan menyesal dan ada rasa sesak. Terlebih lagi dia adalah orang yang telat mengetahui tentang rasa sang ratu tersebut. Berbagai cara dilakukan untuk menutupi rasa yang tidak tersampaikan dan malahan sang ratu menaruh rasa dengan orang lain. Dia malah dijadikan tempat bercerita dan berusaha menyembunyikan wajah aslinya dan mengeluarkan topeng bahagianya.

Rasa yang pernah ada tersebut mungkin belum bisa hilang sampai sang ratu telah menemukan sang pangerah yang menjemputnya untuk menjalani kehidupan bersama-sama. Tentu, yang diharapkan dari laki-laki tersebut adalah dialah yang menjadi pangeran bagi sang ratu. Dialah yang berhak menemani sang ratu dalam kehidupannya, yang sudah saling mengetahui dan sudah kenal bertahun-tahun. Sudah saling paham satu sama lain, kekurangan, kelebihan, kebiasaan apapun tentang sang ratu tersebut. Harapan terbesar dia adalah itu.

Dan itulah yang saya alami sekarang. Sang ratu sedang menaruh rasa dengan orang lain. Orang yang baru dia kenal. Sang ratu, saya sedang menunggu agar bisa dengan pangeran yang dimaksud, yaitu orang yang sudah mengenalmu sejak lama. Tidak masalah untuk saat ini mungkin belum tersampaikan, tapi semoga (dan yakin) dapat menemukan pangeran yang kau maksud.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *