Kasih dan Sayang
Dua kata ini ibarat siang dan matahari. Dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Bergitu juga dengan kasih dan sayang. Dua kata yang tidak bisa dipisahkan dan dapat menjadi satu makna, yaitu kasih sayang. Dipisahkan pun dua kata itu tetap punya arti yang hampir sama. Sama seperti dua orang yang memang sudah ditakdirkan untuk bersama. Tidak dapat dipisahkan kalau sudah memang takdirnya untuk bersama seumur hidup sampai maut yang memisahkan. Dan pastinya, akan ada perayaan-perayaan yang salah satu adalah kemarin, yaitu valentine. Sempat rame juga Hashtag (#) atau tagar tentang valentine ini.
Ada yang mengatakan Valentine bukan budaya orang Indonesia. Dilihat dari sejarahnya juga budaya ini berasal dari barat sana. Banyak versi persoalan asal usul atau sejarah perayaan budaya ini. Tapi,s etiap tanggal 14 februari memang banyak dirayakan sebagai hari kasih sayang atau hari valentine ini. Perayaan ini memang dikhususkan buat orang-orang yang sudah memiliki pasangan. Tapi, lebih banyak dirayakan oleh anak-anak muda. Jarang orang tua yang merayakan ini, ya meskipun ada. Dan yang identic dengan perayaan ini adalah coklatnya. Saling memberikan coklat ke pasangannya adalah hal yang biasa dilakukan. Dan banyak toko-toko gitu yang mendadak jualan coklat.
Tapi, bagi sebagain pasangan banyak juga yang tidak merayakan ini, entah karena kurang spesial, dirayakan banyak orang, ada komitmen sendiri, entah lah. Iya, terkadang suatu perayaan yang dirayakan oleh banyak orang membuat minat kita kepada perayaan itu menjadi kurang. Karena ya pasti gitu-gitu aja. Beda dengan perayaan Anniversary atau ulang tahun yang bertepatan dengan tanggal 14 Februari. Memang niatannya adalah merayakan dua hal itu, bukan untuk merayakan valentine. Tapi, Kembali lagi, semua itu adalah tentang tradisi.
Setiap orang, setiap pasangan mempunyai tradisinya masing-masing entah itu merayakan ulang tahun, anniversary ataupun khusus untuk merayakan valentine ini. semua mempunyai pendirian masing-masing dan tidak bisa disamakan buat semua pasangan. Termasuk anatara dua orang dalam pasangan juga memiliki pendirian masing-masing, sehingga yang namanya pasangan adalah perihal menghormati pendapat masing-masing. Katanya sih, itu adalah kunci untuk suatu hubungan yang langgeng dan awet.
Terus, bagaimana “nasib” orang yang belum punya pasangan? Mereka tentunya juga mempunyai pandangan tersendiri tentang valentine ini. Terkadang, melihat orang lain senang dapat membuat kita senang dan juga merasa iri juga ketika melihat orang lain merayakan valentine ini sama pasangannya 😊. Dan berpikir, “kapan yak, aku kek gitu?” Ada banyak hal yang membuat orang yang belum mempunyai pasangan melakukan hal itu dan ada banyak cara untuk melakukannya. Semua bukan tentang siapa yang cepat atau siapa yang lambat dalam mencari pasangannya. Semua ada masanya masing-masing. Pedoman orang-orang yang belum berpasangan adalah “Mereka yang sekarang sudah memiliki pasangan belum tentu melanjutkan sampai ke jenjang yang lebih serius.” Itu khusus anak muda yaa, berbeda lagi konsepnya dengan orang yang sudah menikah.
Perayaan itu ada perayaan yang mewah, ada perayaan yang sederhana dan Kembali lagi, semua itu adalah tentang bagaimana prinsip kita. Kalo memang tradisi kita tidak merayakan yang mewah, ya kaget ketika merawakan hal-hal tersebut ke dalam suasana yang mewah. Berbeda dengan ketika sudah terbiasa merayakan dengan suasana yang mewah, ketika merayakan dengan suasana yang biasa saja, akan menjadi aneh.