Berawal dari Mimpi

Berawal dari Mimpi

12 February 2023 Cerita 0

Banyak quote-quote yang bilang “Hidup Berawal dari Sebuah Mimpi”. Bahkan lagu Laskar Pelangi bait pertamanya berbunyi “Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia” Tergambar jelas dan bermakna sungguh besar kata “Mimpi” disini. Memang kita harus memiliki mimpi untuk kedepannya. Mau jadi apa kita kedepannya, hal apa yang mau kita raih di masa depan, pencapaian apa yang ingin kita raih. Semua mimpi-mimpi besar itu tentunya berawal dari mimpi-mimpi kecil dan tindakan-tindakan kecil kita untuk mencapai mimpi tersebut. Semesta akan merumuskannya semua jika kita benar-benar serius dengan mimpi kita.

Mimpi disini juga dapat bermakna dua hal, mimpi yang berarti cita-cita kita dimasa depan dan mimpi yang bermakna kejadian yang terjadi ketika kita tidur. Terkadang, quote tentang mimpi ini dipelesetkan, “Jika kita ingin mimpi kita tercapai, maka banyak-banyak lah tidur.” Bukan begitu juga konsepnya yaa. Memang ada dua makna disini. Mimpi didalam tidur terkadang liar, tidak bisa kita kendalikan.

Kalau bicara soal mimpi ini, sudah tidak terhitung berapa kali kita mimpi ketika tidur. Mulai dari mimpi yang menyenangkan, sedih, seram, nano-nano pokoknya. Berbagai macam genre mimpi itu pasti sudah kita rasakan. Beberapa menyebutkan, ada beberapa arti mimpi yang kita alami dan terjadi didunia nyata. Entah itu seperti “bocoran” dari Tuhan kepada kita, atau memang sebuah petunjuk. Percaya tidak percaya. Beberapa orang pun ada berprofesi sebagai penerjemah mimpi. Kalau biasanya kan penerjemah Bahasa-bahasa asing, ini penerjemah mimpi. Jadi, semua mimpi yang kita alami itu ada artinya. Antara percaya dan tidak percaya kita terhadap mimpi tersebut.

Karena dua tulisan kemarin, Sang Ratu dan Dengarkan atau Abaikan, saya baru saja memimpikan seseorang yang memang sudah lama berteman dan kenal gara-gara satu kegiatan bersama. Awal-awal setelah kegiatan tersebut kami sering komunikasi dan saling bertukar nomor. Lama-kelamaan, saya mengetahui latar belakang dia, sejarahnya, dari orang-orang yang saya kenal dan dari teman-teman saya yang juga teman-teman dia. Cukup sering juga kami bertemu meskipun beberapa bulan sekali, dikarenakan aktivitas masing-masing yang berbeda dan cukup padat. Semakin kesini, kami mulai jarang ketemu bahkan untuk sekadar komunikasi. Diapun menjalani dunianya sendiri, begitu juga dengan saya dengan dunianya sendiri. Dari dulu, dari awal perkenalan memang kami beda haluan dalam pendidikan, beda jurusan, beda peminatan dan memiliki jalur yang berbeda.

Perbedaan itulah yang terkadang membuat saya menciut untuk mendekatinya. Melihat dari latar belakang keluarganya, teman-temannya, pendidikan, rasanya tidak pantas seorang saya ini untuk menaruh rasa dengan dia. Banyak hal yang sangat berbeda jauh diantara kami. Entah dengan dia, mungkin dia merasa saya bukanlah orang yang tepat bagi dia untuk menaruh rasanya. Meskipun rasanya tidak ada yang mustahil di dunia ini.

Semakin fokus dia dengan pendidikannya, saya juga mulai sibuk dengan pendidikan yang sedang saya jalani juga. Hanya terkadang saya berkomunikasi dan bisa dihitung jari berapa kali kami berkomunikasi dan untuk sekadar bertukar kabar.

Berawal dari cerita itu semua, belum lama ini saya mendapatkan mimpi bisa hidup bersama dengan dia dengan segala kekurangan dan kelebihan kami. Entah itu pertanda baik atau buruk dalam kehidupan yang nyata. Saya baca beberapa artikel tentang makna mimpi tersebut, ternyata ada pertanda baik dan ada pertanda buruk. Semuanya memang saya harus siap menghadapinya. Mimpi itu bisa jadi “bocoran” dari Tuhan di dalam kehidupan nyata kita. “Bocoran” yang bagi saya tidak perlu terlalu heboh untuk memikirkannya, setidaknya kita ada persiapan untuk semua hal yang akan terjadi kedepannya.

Tetapi rasanya, untuk saat ini, detik ini, ketika saya menuliskan cerita ini, mustahil rasanya mimpi itu dapat terwujud, meskipun bagi Tuhan, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Kalau memang terjadi, maka terjadilah. Jauh sekali rasanya untuk memikirkan hal itu. Saya berkeyakinan, dia juga sudah mempunyai orang untuk ditaruh rasanya dan menjalaninya bersama. Bukan dengan saya tentunya. Kalau saya, masih berharap untuk dapat bertemu dengan sang ratu yang masih menaruh rasanya dengan orang lain. Mengenaskan memang, seperti tidak ada orang lain lagi di dunia ini. Tetapi begitulah, keresahan beberapa hari ini. Kalau memang yang dalam mimpi itu adalah kenyataan dan Tuhan mempertemukannya dengan cara-Nya sendiri, maka itu berarti sudah yang terbaik. Satu hal yang perlu diingat (terkadang saya juga sering lupa akan hal ini), yang terbaik menurut kita, belum tentu terbaik menurut Tuhan. Tetapi, jika Tuhan telah menetapkan sesuatu, itu pasti sudah terbaik untuk kita, meskipun terkadang kita menilai bukan sesuai yang kita harapkan. Kita hanya melihat dari satu sisi saja. Kita tidak melihat dari sisi lain yang itu jauh lebih luar biasa dari yang kita lihat.

Memang yang dalam mimpi itu pernah saya inginkan untuk hadir dalam hidup ini. Tetapi, Tuhan masih belum memberita tahu dan memberi jalan untuk pertemuan terbaik yang akan terjadi. Apakah memang dipertemukan atau kami bertemu dengan ratu dan pangerannya masing-masing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *